๐Ÿ‰ Pertanyaan Tentang Tujuan Pendidikan Islam

KonsepPendidikan Dalam Al Quran dakwatuna com pertanyaan tentang tujuan pendidikan dalam al quran, 25 02 2019 Pendidikan merupakan satu dari pembahasan pembahasan yang ada pada Al Quran Maka pas jika ayat yang pertama kali Allah turunkan kepada Nabi Muhammad saw Adalah perintah untuk membaca Di samping itu dalam Al Quran juga banyak sekali 0 BAGIKAN. PENDIDIKAN adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Islam sendiri sudah banyak membeberkan ayat Al-Quran tentang pendidikan. Sebab pangsa pasar dunia pendidikan di Indonesia cukup tinggi (baik sekolah, guru, dan siswa). Bahkan Indonesia menjadi negara keempat terbesar di dunia. Ini tentu tak bisa dilewatkan begitu saja. Bisa jadi, hadirnya Nadiem juga untuk menjadi contoh profil SDM yang pluralis tapi 'berhasil'. Sebagaimana diketahui istri Nadiem beragama Katholik. C Macam, tujuan, tugas, fungsi dan prosedur metode pendidikan. Filsafat pendidikan islam dalam memecahkan problema pendidikan islam dapat menggunakan metode-metode antara lain: Metode spekulatif dan kontemplatif, yakni mengumpulakan bahan-bahan fakta yang ada. Pendekatan normatif, Menggunakan norma sebagai bahan acuan. Sebagaipengingat akan pentingnya menjalankan pendidikan, berikut di bawah ini ayat-ayat Al-Quran tentang pendidikan. Silahkan disimak dengan baik, ya! 1. Surat Al-Alaq Ayat 1 - 5. "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan," Jawab Mempelajari Filsafat Pendidikan Islam merupakan manifestasi pemikiran manusia yang mendasar, sistematis, logi, dan menyeluruh tentang dunia pendidikan yang mana pendalaman ilmunya tidak hanya dilatar belakangi oleh ilmu pengetahuan Islam saja melainkan menuntut manusia untuk mempelajari ilmu-ilmu lain yang dipandang relevan dan diperlukan sesuai dengan perkembangan. Pemikiran filosofis sangat diperlukan dalam upaya mengembangakan dan pengadaan pembaruan PAI, karena dengan cara seperti ๏ปฟ1 Prinsip universal (syumuliah).[2] Prinsip yang memandang keseluruhan aspek Agama (aqidah, ibadah, dan akhlak, serta muamalah), manusia (jasmani, rohani, dan nafsani), masyarakat dan tatanan kehidupannya, serta adanya wujud jagat raya dan hidup. 2. Prinsip keseimbangan dan kesederhanaan (tawazun iqtishadiah). Prinsip ini adalah keseimbangan Faktanya banyak orang rajin datang ke tempat majlis agama namun sifatnya masih suka iri dengki, julid dan lain sebagainya. menjadi sufi adalah sikap bagaikan padi semakin berisi semakin merunduk. Ciri yang utama adlah orang tersebut bersikap tenang, tawadu', mencintai Tuhan dan ciptaannya, cinta kasih kepada sesame. Wallahu a'lam. PENDIDIKANAGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI Satuan Pendidikan : SDN Percontohan Kelas / Semester : II (Dua) / I (Ganjil) Tahun Pelajaran : 2022 / 2023 Pelajaran Kompetensi Inti (KI) Kompetensi Dasar (KD) 1 Nabi Muhammad SAW Teladanku A. Sikap Jujur Nabi Muhammad SAW B. Keuntungan Bersikap Jujur KI - 1 KI -2 KI - 3 KI - 4 1.15 2.15 xin4. Beberapa hari yang lalu, saya dikejutkan oleh pertanyaan dari seseorang yang rupanya rajin membaca tulisan pendek dan sederhana yang sehari-hari saya tulis dan kemudian saya posting melalui website atau facebook. Pertanyaan itu sebenarnya sederhana saja, ialah apakah di madrasah, pondok pesantren, dan perguruan tinggi Islam tidak diajari tentang Islam. Pertanyaan tersebut memang bisa dimaknai dari berbagai sudut atau juga kepentingan. Misalnya,pertanyaan itu merupakan kritik tajam terhadap pelaksanaan pendidikan Islam selama ini, atau juga sebaliknya, memang yang bersangkutan benar-benar belum mengerti tentang pendidikan Islam itu sendiri. Selain itu masih ada makna lainnya, misalnya, penanya kecewa terhadap hasil pendidikan islam selama ini, belum sesuai dengan apa yang diinginkan. Dan tentu, masih banyak lagi interpretasi lainnya. Penanya mengaku bahwa dirinya bukan seorang muslim, tetapi rajin membaca tulisan saya melalui facebook pada setiap ada kesempatan. Melalui bacaan itu, ia mengaku bahwa prinsip-prinsip hidup yang dijalani sehari-hari terasa sama dengan nilai-nilai Islam yang saya jelaskan lewat tulisan-tulisan itu. Seharusnya dengan prinsip-prinsip hidup sebagaimana yang ditangkap dari ajaran Islam, orang akan mengalami kemajuan. Akan tetapi, ia merasa aneh tatkala melihat umat Islam tidak tampak maju, baik dari aspek pendidikannya, ekonominya, pengembangan ilmu pengetahuan, politik, dan apalagi teknologinya. Umat Islam menurut hasil pengamatannya di mana-mana, selalu tertinggal. Menurut penglihatannya belum ada karya umat Islam yang bisa dibanggakan, kecuali jumlah orang yang sudah menunaikan ibadah haji. Keadaan dinilai menjadi lebih parah lagi, tatkala ia melihat masyarakat arab pada umumnya. Sekalipun bangsa itu kaya minyak, tetapi tidak ada kemajuan yang bisa dibanggakan. Padahal, dengan ajaran Islam sebagaimana yang ia baca melalui tulisan-tulisan tersebut, seharusnya umat Islam sangat maju. Islam mengajarkan agar umatnya mencintai ilmu pengetahuan, selalu meningkatkan kualitas hidup, memegang prinsip kejujuran, keadilan, kebersamaan, tolong menolong, menjalankan kegiatan ritual, dan juga keharusan bekerja secara profesional atau dalam bahasa Islam disebut beramal saleh. Dengan ajaran seperti itu maka seharusnya umat Islam, tidak terkecuali bangsa-bangsa Arab menjadi pelopor kemajuan peradaban umat manusia. Di tengah suasana bingung tidak mendapatkan sendiri jawaban yang jelas itu, ia bertanya, lewat facebook, apakah di madrasah, pesantren, dan perguruan tinggi agama tidak diajarkan tentang Islam, yaitu sebagai ajaran yang seharusnya membawa kemajuan itu. Sudah barang tentu, saya menjawab secukupnya. Tetapi pertanyaan itu seolah-olah menghentak alam kesadaran saya, sehingga saya juga bertanya di dalam hati, jangan-jangan pendidikan Islam yang selama ini diberikan dari generasi ke generasi, sebenarnya memang belum mengenai sasaran yang sebenarnya, yaitu membentuk karakter, watak atau pribadi unggul sebagaimana yang diajarkan oleh Islam itu sendiri. Membaca pertanyaan lewat facebook tersebut, saya justru teringat pesan singkat saya, kepada semua warga kampus UIN Malang yang saya abadikan pada prasasti yang ada di depan samping kantor pusat. Tulisan itu, saya ambil dari al Qur'an yang berbunyi kunuu ulinnuha, kunnu ulil abshar, kunuu ulil albaab, wa jaahiduu fillah haqqa jihadihi. Umpama pendidikan Islam benar-benar mampu menjadikan generasi memiliki otak yang cerdas, pandangan mata dan telinga yang tajam, menjadikan hati lembut dan mau berjuang di jalan Allah dengan sebenar-benarnya perjuangan, maka umat Islam akan maju, mengungguli umat lainnya. Atas pertanyaan tersebut, sekalipun disampaikan oleh orang yang mengaku bukan sebagai penganut Islam, saya merenung dan berpikir, bahwa jangan-jangan pendidikan Islam yang dijalankan selama ini memang masih harus diformulasi kembali. Seharusnya, dengan al Qur'an dan hadits nabi, umat Islam menjadi cerdas, tajam penglihatan dan pendengarannya, halus budinya, dan selalu berbuat untuk kemaslahatan diri dan umatnya. Dan bukan seperti yang terjadi sekarang ini, yaitu masih tertinggal jauh di belakang komunitas lainnya. Wallahu a'lam Setiap manusia yang hidup pasti membutuhkan pendidikan baik pendidikan formal ataupun informal. Pendidikan formal adalah proses belajar dan mencetak keahlian melalui lembaga formal dan dilakukan secara profesional. Sedangkan pendidikan informal, proses belajar tidak melulu harus melalui lembaga, melainkan dilakukan secara mandiri pun juga tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan atau data saja. Pendidikan juga berfungsi untuk membangun karakter, moralitas, kemampuan, dan keahlian tertentu pada seseorang. Tanpa pendidikan, manusia tidak akan belajar, mengevaluasi proses hidupnya, dan memiliki kemampuan untuk bisa memenuhi hidup dan membangun islam, pendidikan juga sangat diutamakan. Proses menuntut ilmu dan belajar sudah diperintahkan oleh Allah sejak manusia mulai dari kecil hingga ia menuju ke liang lahat. Sebagaimana hadist Rasulullah โ€œCarilah ilmu mulai dari buaian hingga ke liang lahatโ€.Pendidikan islam bukan hanya berkaitan dengan bagaimana orang mengenal agama dan fungsi agama, melainkan juga bisa mempraktekkan nilai-nilai dan panduan tersebut dengan baik dalam kehidupan diri, keluarga, dan masyarakat. Pendidikan islam bermaksud untuk membangun pondasi agar segala bidang yang ada di masyarakat bisa terbangun secara baik, benar, dan tidak menyesatkan Mengenai Pendidikan dalam IslamDalam islam terdapat dalil-dalil yang berkenaan mengenai pendidikan islam. Hal ini sebagaimana Al-Quran dan Hadist banyak memperingatkan manusia untuk mencari ilmu dan mengembangkan pengetahuan agar bisa memberikan manfaat luas di masyarakat. Hal ini sebagaimana islam hadir sebagai rahmatan lil Al Quran Surat Al Mujadalah ayat 11 โ€œWahai orang-orang yang beriman!Apabila dikatakan kepadamu,โ€Berilah kelapangan didalam majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang berilmu beberapa derajatโ€ Dalam ayat tersebut Allah memberikan informasi kepada umat islam bahwa di dalam majelis yaitu tempat untuk menuntut ilmu ditinggikan beberapa derajat bagi yang juga mempersilahkan orang yang lain untuk ikut dalam majelis. Hal ini berarti menunjukkan bahwa majelis ilmu adalah suatu hal yang penting diikuti sehingga Allah menyuruh untuk memberikan tempat duduk kepada yang lain walau harus ayat yang lain berkenaan dengan proses belajar adalah dalam Al-Quran Surat Al-Alaq. Hal ini menunjukkan bahwa Allah menyuruh kepada manusia untuk Iqro atau membaca. Dalam hal ini membaca tidak dibatasi pada membaca teks, namun juga membaca realitas, keadaan sekitar, dan apa yang nampak untuk bisa menyadari kekuasaan Allah dan mau untuk tunduk pada itu, pendidikan, bukan hanya sekedar bagaimana orang belajar di bangku formal. Pendidikan juga berbicara membaca keadaan dan Hadist โ€œDari Anas bin Malik ia berkata, Rasulullah saw, bersabda Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim, memberikan ilmu kepada orang yang bukan ahlinya seperti orang yang mengalungi babi dengan permata, mutiara, atau emasโ€ MajahDalam hadist di atas ditunjukkan bahwa untuk mencari ilmu adalah kewajiban dari setiap muslim. Mencari ilmu sama halnya sebagaimana muslim menjalani proses pendidikan. Pendidikan juga adalah kewajiban yang harus ditempuh oleh seorang ayat Al-Quran dan Hadist di atas, maka pendidikan dalam islam adalah suatu kewajiban terlebih hal yang berkaitan dengan islam-agama. Tidak ada satu alasan pun seorang muslim untuk melanggar kewajibannya dalam menuntut ilmu, melaksanakan Pendidikan Islam dengan yang LainPendidikan islam dengan pendidikan lainnya tentu memiliki perbedaan yang, walaupun secara umum tentunya pendidikan adalah proses untuk melakukan pembelajaran agar ada perubahan yang lebih baik dalam diri seseorang. Hal tersebut berakitan dengan skill, pola pikir, akhlak, atau masalah hidup lainnya. Berikut adalah hal-hal yang mendasar yang membedakan pendidikan islam dengan yang Ketauhidan โ€Dan Ingatlah ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya โ€œHai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besarโ€. QS Luqman 13Ayat diatas adalah bagaimana proses Luqman ketika proses memberikan pendidikan pada anaknhya. Luqman mengajarkan anaknya untuk tidak mempersekutukan Allah dan melakukan kezaliman. Hal ini menunjukkan bahwa ajaran Luqman, yang merupakan teladan pendidikan dalam sejarah islam, mengedepankan Tauhid sebagai landasannya.โ€œDan sungguh, telah Kami Berikan hikmah kepada Luqman, yaitu, โ€œBersyukurlah kepada Allah! Dan barangsiapa bersyukur kepada Allah, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa tidak bersyukur kufur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya, Maha Terpuji. Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, โ€œWahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar. Dan Kami Perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tua-nya. lbunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku Beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakanโ€. QS 31 12-15Di ayat yang lain ini pula dijelaskan bahwa pendidikan pertama kali diawali dari orang tua dan keluarga. Seorang anak dididik dan dibesarkan pertama kali bukan dari lingkungan sekolah atau tempat bermainnya, melainkan dari orang tua. Untuk itu, pendidikan dari orang tua adalah hal yang cukup penting dan utama untuk untuk Mengabdi pada Allah โ€Dan tidaklah Aku menciptakan Jin dan Manusia kecuali hanya untuk beribadah kepada-Kuโ€ QS Adzariyat 54Allah menciptakan manusia semata-mata untuk mengabdi kepada Allah. Segala apa yang dilakukan di muka bumi berarti diorientasikan untuk bisa mengabdi sebaik-baiknya melaksanakan apa yang Allah juga penting dan sangat mempengaruhi cara kita untuk mengabdi kepada Allah. Tanpa pendidikan islam, manusia tidak akan banyak mengenal tentang islam, tentang Allah dan lain-lainnya termasuk mengenal aturan yang Allah proses belajar manusia akan mengenal Tuhan dan Ajaran dengan baik, sehingga bisa melaksanakannya dengan baik pula. Mustahil tanpa ilmu pengetahuan yang benar dan luas dapat benar-benar mengabdi, karena mengabdi pun butuh asumsi terlebih islam bertujuan untuk semakin mampu mengabdi kepada Allah. Sedangkan untuk pendidikan lainnya belum tentu bertujuan untuk hal tersebut, walaupun dalam hal teknis dan operasional bisa saja penerapannya ada yang sama dan berjalan Khalifah fil Ard, Membangun bukan Merusak Bumi โ€œIngatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat โ€œSesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. . . . โ€ QS Al-Baqarah 30 Manusia semata-mata diciptakan Allah untuk menjadi khalifah fil ard, yaitu pemimpin di muka bumi, untuk melaksanakan pembangunan di bumi bukan malah justru merusaknya. Untuk itu, dengan pendidikan islam tujuan utamanya adalah membentuk manusia membangun bumi di berbagai sektor-sektor yang ada mulai dari Politik, Sosial, Budaya, Ekonomi, Pendidikan, Hukum, Keamanan, IPTEK, tersebut tidak bisa terbangun jika tidak ada misi islam untuk mensejahterakan masyarakat, menegakkan keadilan, memberikan solusi, dengan prinsip islam yang rahmatan lil alamin. Sedangkan pendidikan lainnnya yang bukan pendidikan islam belum tentu mengorientasikan sebagaimana pendidikan islam orang-orang yang menganggap bahwa pendidikan hanya untuk gelar, formalitas, dan juga sebagai kebanggaan diri. Islam tidak pernah mengajarkan hal tersebut. Aspek terpenting dari pendidikan adalah sejauh apa ilmu yang kita miilki mampu memberikan perubahan di dilaksanakannya Pendidikan IslamPendidikan islam memiliki tujuan yang ingin dicapai, khususnya untuk umat islam sebagai pemeluknya. Tujuan ini tidak lepas dari dasar diciptakan manusia hidup dan tinggal di muka bumi. Begitupun tujuan pendidikan islam tidak lepas dari orientasi Allah menciptakan manusia sebagai hamba yang harus taat dan patuh pada Agama dan Tuhan dengan Baik dan Benar Pendidikan islam bertujuan juga untuk bisa mengenalkan islam dengan baik dan benar. Tanpa pendidikan islam, kita bisa salah memahami dan tersesat dari jalan yang seahrusnya. Pendidikan islam yang kental membuat seseorang lebih bisa memahami secara mendalam dan lebih memahami berbagai masalah hati gelisah menurut islam salah satunya adalah karena dalam hidupnya tidak ada pegangan hidup. Jika manusia tidak mengenal agama dan Tuhan dengan benar maka kegelisahan akan muncul karena ia tidak memiliki tempat bergantung dan berserah diri dalam hidupnya. Untuk itu ada banyak manfaat beriman kepada Allah SWT, salah satunya adalah mendapatkan tuntunan hidup yang benar di jalan Pondasi atau Dasar dalam kehidupan Agama adalah dasar atau pondasi dalam kehidupan manusia. Rukun Islam dan Rukun Iman adalah pondasi dari pendidikan Islam dan Pendidikan Akhlak. Pendidikan islam bertujuan untuk membangun, memperkukuh, dan memperkuat pondasi tersebut dalam kehidupan manusia. Pembangunan dan perawatan pondasi tidak bisa sekali saja dilakukan, namun terus sekali manusia yang pintar, namun karena minim pendidikan agama akhirnya tidak mampu menghadapi berbagai tantangan nilai kerusakan sosial di masyarakat. Salah satu contohnya manusia tersebut sulit menerima kenyataan ujian kesulitan hidup. Dalam pendidikan islam tentunya hal ini diajarkan bagaimana menghadapi musibah dalam islam, agar tidak terjerumus jurang yang lebih dalam apalagi berputus asa. Ada bahaya putus asa dalam islam, untuk itu akhlak islam mengajarkan untuk bisa bersabar dan ikhlas menghadapi Menerapkan agamanya dalam kehidupan dan berbagai sektor kehidupan Tujuan pendidikan islam bukan sekedar untuk menambah ilmu semata, tetapi mengenal agama, hukum Allah diberbagai bidang, dan sunnatullah kehidupan lainnya yang tidak tertulis di Al-Quran seluruhnya Ayat-Ayat Semesta, Kauliyah.Persoalan agama tidak melulu hanya sekedar persoalan ritual dan spiritual. Bidang bidang kehidupan seperti ekonomi, budaya, sosial, dan lainnya juga sangat berkaitan erat dengan agama. Dengan mengenal agama dengan baik dan benar maka kita bisa memahaminya dan menerapkannya di berbagai sektor perintah Agama adalah menerapkan agama di segala sektor kehidupan, kita sadari bahwa Indonesia tidak seluruhnya memiliki keyakinan yang sama. Untuk itu perlu adanya toleransi terhadap ummat lain. Bukan berarti membenarkan ajarannya, namun sekedar bertoleransi. Ada sangat banyak manfaat toleransi antar umat beragama yang bisa didapatkan. Salah satunya adalah Islam dikenal sebagai agama yang rahmatan lil alamin serta membawakan Diri atas Lingkungan Agama Dengan adanya pendidikan islam tujuannya juga bisa mendapatkan pengondisian budaya dan lingkungan yang berbasis islam. Di tengah masyarakat yang liberal dan hedonis maka tentunya kita membutuhkan pengondisan agama untuk bisa memperkukuh keimanan dan akhlak di zaman saat ini sudah muncul ciri-ciri akhir zaman yang membuat kita harus semakin mengokohkan pondasi agama dan memberikan pendidikannya pada anak-anak, keluarga, dan lingkungan yang bisa kita ikut tengah zaman yang mulai banyak ditanami nilai liberal dan hedonis, tentunya sering kali membawa stress dan kegelisahan bagi diri kita yang masih memegang teguh keimanan. Islam mendidik dan mengajarkan bagaimana cara agar hati tenang dalam islam juga cara menghilangkan stress dalam islam. Hal ini merupakan bagian dari pendidikan akhlak islam yang ditanamkan agar manusia bisa fokus menjalani kehidupan dan berbuat baik dengannya. Untuk itu islam pun juga mengajarkan untuk tidak bersikap sombong dan tidak ikhlas. Sifat sombong dalam islam dan ciri-ciri orang yang tidak ikhlas dalam beribadah kepada Allah SWT tentu harus dipahami dan dihindari agar tidak merusak akhlak kita Pendidikan Islam Menurut Tokoh LainnyaTokoh-tokoh lainnya memiliki pendapat mengenai tujuan pendidikan islam. Imam Al Ghazali dan Muhammad Quthub adalah tokoh yang mewakili sosok ulama islam yang berbicara mengenai masalah Imam Al Ghazaly Tujuan Pendidikan menurut imam Al Ghazaly adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah, bukan pangkat dan bermegah-megah, dan hendaklah seorang pelajar itu belajar bukan untuk menipu orang-orang bodoh atau bermegah-megahan. Pendidikan Islam menurut Al Ghazaly adalah untuk membentuk Pendidikan Muhammad Quthub Tujuan pendidikan menurut Muhammad Quthub adalah lebih penting dari pada pendidikannya. Menurut Quthb tujuan umum pendidikan adalah manusia yang Taqwa, itulah manusia yang baik Islam tidak bergantung kepada sarana yang ada, melainkan bergantung dari tujuannya. Sarana bisa berganti kapanpun namun tujuan pendidikan islam untuk mencapai ketaqwaan tetaplah sama A. Perspektif Alquran dan Hadist tentang Tujuan Pendidikan Konsep tujuan pendidikan menurut Umar Muhammad At-Taumi Ash-Shaibani adalah perubahan yang diinginkan melelui proses pendidikan, baik dalam tingkah laku individu pada kehidupan pribadi, kehidupan masyarakat, dan alam sekitar maupun pada proses pendidikan serta pengajaran itu sendiri. Berdasarkan konsep ini, pendidikan dipandang tidak berhasil atau tidak mencapai tujuan apabilatidak ada perubahan pada diri peserta didik setelah menyelesaikan suatu progam pendidikan. Agar dapat terukur, sebelum melakukan proses pendidikan perlu dibuat rumusan-rumusan tujuan yang jelas. Rumusan tersebut dapat digali dari sumber pendidikan Islam yaitu Alquran dan hadist. Berikut ini akan dikemukakan ayat-ayat Alquran dan hadist yang berkenaan dengan tujuan pendidikan. Diantanya bertakwa kepada Allah, beriman, dan berakhlak Bertakwa kepada Allah Berdasarkan rumusan para ahli tujuan pendidikan salah satunya yaitu membentuk peserta didik menjadi insane yang saleh dan bertakwa kepada Allah. Allah berfirman dalam Surat Al-Hujurat 13 ูŠูŽุงูŽูŠู‘ูู‡ูŽุงุงุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ุงูู†ู‘ูŽุง ุฎูŽุงูŽู‚ู’ู†ูŽูƒูู…ู’ ู…ูู†ู’ ุฐูŽูƒูŽุฑู ูˆู‘ูŽุงูู†ู’ุซูŽู‰ ูˆูŽุฌูŽุนูŽู„ู’ู†ูŽูƒูู…ู’ ุดูุนููˆู’ุจู‹ุง ูˆู‘ูŽู‚ูŽุจูŽุง ุฆูู„ูŽ ู„ูุชูŽุนูŽุง ุฑูŽูููˆู’ุง ุงูู†ู‘ูŽ ุงูŽูƒู’ุฑูŽู…ูŽูƒูู…ู’ ุนูู†ู’ุฏูŽุงู„ู„ู‡ู ุงูŽุชู’ู‚ูŽูƒูู…ู’ ุงูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ูŽ ุนูŽู„ููŠู’ู…ู‹ ุฎูŽุจููŠู’ุฑูŽ Artinya Wahai manusia sungguh kami telah menciptakan kau dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia diantara kau di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah maha mengetahui, maha teliti. Ketakwaan dasalehan itu ditandai dengan kemapanan akidah dan keadilan yang mewarnai segala aspek kehidupan seseorang yang meliputi pikiran, perkataan, perbuatan, pergaulan dan lain sebagainya. Untuk mencapai tujuan pendidikan terdapat empat hal yang mesti di perkenalkan kepada peserta didik melalui materi yang di ajarkan yaitu Memperkenalkan kepada mereka, bahwa manusia secara individu. Memperkenalkan kepada mereka, bahwa manusia sebagai makhluk sosial. Memperkenalkan kepada mereka bahwa alam ini ciptaan Tuhan dan mengajak peserta didik memahami hikmah Tuhan menciptakannya. Memperkenalkan kepada mereka pencipta alam dan mendorong mereka beribadah. Keempat hal di atas di sebut oleh al- jamali sebagai inti dari tujuan pendidikan islam yaitu mengenal Allah dan bertakwa kepada-Nya. Sehubunagn dengan takwa sebagai tujuan pendidikan, berikut ini hadist yang sesuai ุนู† ุฃุจูŠ ู‡ุฑูŠุฑุฉ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ ุณุกู„ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ู…ูŽู†ู’ ุงู‹ูƒู’ุฑูŽู…ูŽ ุงู„ู†ุงุณู ู‚ุงู„ ุฃู‘ูŽุชู‚ุงู‡ู… ู„ู„ู‡ Artinya Abu hurairah meriwayatkan bahwa rasulullah ditanya, โ€œYa, Rasulullah, siapa manusia yang paling mulia?โ€ Beliau menjawab, โ€œOrang yang paling bertakwa.โ€ HR. Muslim Hadist ini menunjukkan bahwa manusia yang paling mulia adalah yang paling tinggi tingkat ketakwaannya. Sikap takwa mengalahkan semua indikasi kemulian martabat yang lain. Simbol-simbol kemodernan dan kesejahteraan yang dimiliki oleh seseorang tidak dapat mengalahkan sikap takwa. Hal itu berarti bahwa kendatipun sesesorang memiliki keterampilan menggunakan teknologi mutakhir dan memiliki kekayaan yang melimpa, tetapi ia tidak bertakwa kepada Allah, maka sesungguhnya ia belum dapat dimasukkan kedalam kategori orang yang paling mulia. 2. Beriman dan berilmu Ilmu pengetahuan dalam perspektif Islam sangat erat kaitannya dengan iman, iman dibangun atas dasar ilmu pengetahuan maka bertambahnya ilmu identik dengan bertambahnya iman. Dalam Surat Ali- Imran Ayat 190-191 ditegaskan ุงูู†ู‘ูŽ ูููŠู’ ุฎูŽู„ู’ู‚ู ุงู„ุณู‘ูŽู…ูŽูˆูŽุชู ูˆูŽุงู’ู„ูŽุงุฑู’ุถู ูˆูŽุงุฎู’ุชูู„ูŽุงูู ุงู’ู„ูŽูŠู’ู„ู ูˆูŽุงู„ู†ู‘ูŽู‡ูŽุงุฑู ู„ูŽุงูŽูŠูŽุชู ู„ูุงููˆู’ู„ูู‰ ุงู’ู„ู’ุงูŽู„ู’ุจูŽุงุจู ุงูŽู„ู‘ูŽุฐููŠู’ู†ูŽ ูŠูŽุฐู’ ูƒูุฑููˆู’ู†ูŽ ุงู„ูŽู„ูŽู‡ ู‚ููŠูŽุงู…ู‹ุง ูˆู‘ูŽู‚ูุนููˆู’ุฏู‹ุง ูˆูŽุนูŽู„ูŽ ุฎูู†ููˆู’ ุจูู‡ูู…ู’ ูˆูŽูŠูŽุชูŽููŽูƒู‘ูŽุฑููˆู’ู†ูŽ ูููŠู’ ุฎูŽู„ู’ู‚ู ุงู„ุณู‘ูŽู…ูŽูˆูŽุชู ูˆูŽุงู„ู’ุงูŽุฑู’ุถู ุฑูŽุจู‘ูŽู†ูŽุง ู…ูŽุงุฎูŽู„ูŽู‚ู’ุชูŽ ู‡ูŽุฐุงุจูŽุงุทูู„ูŽุง ุณูุจู’ุญูŽู†ูŽูƒูŽ ููŽู‚ูู†ูŽุง ุนูŽุฐูŽุงุจูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุฑู Artinya Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata โ€œYa Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka. Dalam ayat diatas memperbincangkan tentang orang berakal ulul Albab orang yang dapat mengombinasikan antara dzikir dengan piker atau sebaliknya. Ketika dia berfikir, meneliti atau mengkaji alm sekitar munculah dzikirnya dan ketika dia berdzikir munculah pikirnya. Sehingga setiap kali dia sampai kepada suatu kesimpulan maka kajiannya, jiwanya yang paling dalam berucap โ€œ Hal ini Allah ciptakan dengan tidak sia-sia, semuanya berguna dan bermanfaat bagi manusiaโ€. Menyimak hal tersebut maka dalam tujuan pendidikan salah satunya harus mewujudkan peserta didik yang beriman kepada Allah, karena dengan takwa dan beriman kepada Allah maka akan mewujudkan peserta didik yang berakhlak muliadan berprilaku terpuji. Berkaitan dengan iman, terdapat hadist berikut ุนู† ุณููŠุงู† ุจู† ุนุจุฏ ุงู„ู„ู‡ ุงู„ุซู‚ููŠ ู‚ุงู„ ู‚ู„ุชู ูŠุง ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ู‚ู„ ู„ูŠ ููŠ ุงู„ุฅุณู„ุงู… ู‚ูˆู„ุง ู„ุง ุงุณุฃู„ู ุนู†ู‡ ุงุญุฏุง ุจุนุฏูƒ ู‚ุงู„ ู‚ู„ ุงู…ู†ุชู ุจุงู„ู„ู‡ ูุณุชู‚ู…ู’ Artinya Sufyan bin Abdullah Ats- Tsaqafi meriwayatkan bahwa ia berkata kepada rasulullah, โ€œYa, Rasulullah, katakanlah kepada saya sesuatu tentang Islam yang tidak akan saya tanyakan lagi sesudah engkau.โ€ Nabi berkata,โ€ Katakanlah, โ€œSaya beriman kepada Allah.โ€ Lalu tetaplah pendirianmu. HR. Muslim dan Ahmad. Hadist diatas menjelaskan bahwa iman kepada Allah dan Istiqomah dengan pengakuan keimanan itu merupakan suatu hal yang sudah cukup dan memadai bagi seorang Muslim. Oleh karena itu, para pendidik harus berusaha agar peserta didik memiliki iman yang kuat dan teguh pendirian dalam melaksanakan runtutan iman tersebut. Jika seorang yang beriman diyakini sebagai orang yangdimuliakan dan diistimewakan oleh Allah didunia dan akhirat, maka seyogianya segala proses pendidikan Islam diarahkan untuk mencapai derajat itu. 3. Berakhlak Karimah Misi utama Rasulullah SAW adalah menyempurnakan kemuliaan Akhlak, maka proses pendidikan diarahkan menuju terbentuknya pribadi dan umat yang berakhlak mulia. Hal ini sesuai dengan penegasan Allah dalam firmannya Surat Al- Ahzab 21 ู„ูŽู‚ูŽุฏู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ู„ูŽูƒูู…ู’ ูููŠู’ ุฑูŽุณููˆู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุงูุณู’ูˆูŽุฉูŒ ุญูŽุณูŽู†ูŽุฉู’ ู„ูู…ูŽู†ู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ูŠูŽุฑู’ุฌููˆู’ุงุงู„ู„ูŽู‡ ูˆูŽุงู„ู’ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ุงู’ู„ูŽุงุฎูุฑูŽูˆูŽุฐูŽ ูƒูŽุฑูŽุงู„ู„ู‡ูŽ ูƒูŽุซููŠู’ุฑูŽุง Sungguh, telah adad pada diri rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu orang yang mengharap rahmat Allah dan Kedatangan Hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah. Dalam hal ini dapat dilihat dari sebuah hadist berikut ุนู† ุฃุจูŠ ู‡ุฑูŠุฑุฉ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ ู‚ุงู„ ู‚ุงู„ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ุฅู†ู…ุง ุจุนุซุชู ู„ู„ุฃุชู…ู‘ู… ู…ูƒุงุฑู… ุงู„ุฃุฎู„ุงู‚ Artinya Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasullah SAW bersabda โ€œSesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.โ€ HR. Al-Baihaqi. ุนู† ุฌุงุจุฑ ุจู† ุนุจุฏ ุงู„ู„ู‡ ู‚ุงู„ ู‚ุงู„ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู‘ู… ุฅู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ ุจุนุซู†ูŠ ุจุชู…ุงู… ู…ูƒุงุฑู… ุงู„ุฃุฎู„ุงู‚ ูˆูƒู…ุงู„ ู…ุญุงุณู† ุงู„ุฃูุนุงู„ Jabir bin Abdullah berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, โ€œSesungguhnya Allah mengutusku dengan tugas membina kesempurnaan akhlak dan kebaikan pekerjaan. HR. Ath-Thabrani Kedua hadist diatas menujukkan dengan tegas bahwa misi utama Rasulullah adalah memperbaiki akhlak manusia. Beliau melaksanakan misi tersebut dengan menghiasi dirinya dengan berbagai akhlak yang mulia dan menganjurkan agar umatnya senantiaa menerapkan akhlak tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan secara tegas, beliau mengatakan bahwa kualitas iman seorang dapat diukur dengan akhlak yang ditampilkannya. Itu berarti bahwa semakin bagus kualitas iman seseorang Akan semakin baik pula akhlaknya. Dengan kata lain, akhlak seseorang yang buruk merupakan pertanda bahwa imannya juga buruk. Para ahli pendidikan Islam telah merumuskan tujuan pendidikan yang merangkum maksud-maksud hadist diatas. Rumusan tersebut yaitu sebagai berikut Tujuan pendidikan Islam adalah terbentuknya insan kamil yang didalamnya memiliki wawasan kaffah agar mampu menjalankan tugas-tugas kehambaan, kekhalifaan, dan pewaris nabi. Rumusan tujuan hasil keputusan seminar pendidikan Islam se-Indonesia tanggal 11 Mei 1960 di Cipayung, Bogor; tujuan pendidikan Islam adalah menanamkan takwa, akhlak, serta menegakkan kebenaran dalam rangka membentuk manusia yang berpribadi dan berbudi luhur menurut ajaran Islam. Sehubungan dengan pernyataan tentang tujuan pendidikan yang mencangkup tiga hal diatas yakni bertakwa kepada Allah, beriman dan berilmu, dan juga berakhlak yang mulia terdapat sebuah firman Allah SWT yang mencangkup tiga hal tersebut yakni sebagai berikut Artinya Apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada azab akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah โ€œAdakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?โ€ Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. Ayat ini menafikan kesamaan orang musyrik dengan orang-orang yang taat kepada allah; orang yang taat beribadah kepada Allah lebih beruntung dari pada orang-orang yang musyrik. Selain menafikan kesamaan orang musyrik dengan orang yang taat beribadah kepada-Nya, ayat ini juga menafikan kesamaan orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu; ilmu semestinya dapat membangun pribadi yang menyadari akan kekuasaan dan kemahabesaran Allah sehingga dia menjadi ulul al-bab. Keadaan ilmu mestilah berpengaruh terhadap pikiran, perasaan, dan perilaku orang yang berilmu tersebut. Pengaruh inilah yang membuat diri yang berpredikat saleh, takwa, atau ulul al-bab. Ada tiga indikator yang menunjukan terbentuknya predikat tersebut. Atau dengan kata lain ada tiga indikator yang menunjukan bahwa telah terciptanya tujuan pendidikan pada peserta didik. Pertama qanitun ana al-layl sajidan wa qoโ€™iman. Dia menjadi orang yang sangat taat dalam menjalankan ibadah walaupun dalam keadaan apapun tetap taat melaksanakan ibadah apa saja yang si perintahkan Allah dan Rasul-Nya. Kedua yahdar al-akhirah takut kepada azhab akhirat. Dia sangat berhati-hati dalam menjalankan kehidupannya jika suatu kegiatan yang sedang di hadapinya itu dapat merugikan dan mengorbankan kebahagiaannya di akhirat maka kegiatan itu langsung di tinggalkan. Ketiga yarju rahmata robbik mengharap rahmat Tuhannya. Orang yang saleh selalu mengharapkan rahmat-Nya jika kegiatan yang tidak ada manfaatnya atau tidak berorientasi kepada rahmat Allah tidak menjadi perhatiaannya bahkan dia menjauh dari kegiatan tersebut. Ketiga karakter diatas ini dapat pula membentuk pribadi yang sabar menerima cobaan dari Allah, baik cobaan dalam menghadapi musibah, dalam menghadapi maksiat, ataupun dalam ketaatan kepadanya, dimana kesabaran itu perpanjangan dari kesholehan dan ketakwaannya. Ayat diatas menggambarkan pula efek atau dapat dari kesalehan dan ketakwaan terhadap pribadi yang saleh, takwa, dan ulul albab tersebut, yaitu kebahagian didunia dan balasan diakhirat yang tiada terkira.

pertanyaan tentang tujuan pendidikan islam